KOMPAS.com - Sejumlah demo menolak Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan rancangan undang-undang (RUU) yang dianggap bermasalah, dilakukan di sejumlah daerah.
Saat demo di Kendari pada Kamis (26/9/2019), seorang ibu hamil tertembak di bagian paha sebelah kanan saat tidur di rumahnya yang berjarak tiga kilometer dari gedung DPRD Sulawesi Tenggara, tempat para demonstran menggelar aksi unjuk rasa.
Sementara di Samarinda, tiga anggota DPRD Kalimantan Timur dikurung massa saat aksi demo di depan gedung DPRD Kalimantan Timur, Senin (30/9/2019).
Ketiganya kemudian lolos dari kurungan massa dan masuk ke areal gedung dewan.
Berikut 9 fakta demo mahasiswa di sejumlah wilayah di Tanah Air:
1. Anak punk dan pelajar ikut demo di Salatiga
Salah seorang anak punk yang turut berorasi, Yuka menyoroti tindakan represif aparat dan pasal pemidanaan gelandangan.
"Negara terlalu campur tangan dalam urusan pribadi rakyatnya. Sementara, hal-hal yang menguras kekayaan negara diserahkan pada korporasi hingga kapitalisme menggurita," ucapnya.
Sementara itu Kristian Prabowo, salah satu pelajar mengaku memanfaatkan libur skeolahnya dengan ikut aksi bersama mahasiswa.
"Saya ingin belajar berdemokrasi secara langsung. Apalagi aksi ini sesuai dengan aspirasi saya," kata Kristian Prabowo.
Baca juga: Anak Punk dan Pelajar Ikut Demo di Depan DPRD Salatiga
2. Ibu hamil tertembak saat demo di Kendari
Di hari yang sama, aksi unjuk rasa di gedung DPRD Sulawesi Tenggara berakhir ricuh.
Zainal Arifin, suami dari Putri mengatakan saat kejadian di sedang di bengkel depan rumah.
Ia mengaku hanya mendengar bunyi seng, lalu disusul suara teriakkan istri dari dalam rumah.
"Saya masuk kamar dan liat betis istriku berdarah, dan saya cuci ternyata ada lubang betis bagian kanan belakang lutut dengan kedalaman 4 sentimeter dan sebesar kelingking dan panjang 1 sentimeter, dan warna kuning emas," kata Zainal saat dihubungi Kompas.com, Senin (30/9/2019).
Baca juga: Ibu Hamil 6 Bulan Tertembak Saat Demo Rusuh di Kendari
3. Siswa ditolak gabung demo mahasiwa di Aceh
Namun, para siswa tanpak kecewa, saat Koordinator Lapangan, Agung, mempertanyakan kehadiran para siswa ke lokasi itu.
"Adik-adik kami para siswa, kakak-kakak mahasiswa yang mau berunjuk rasa ini sudah memasukan surat ke polisi, jadi polisi tahu mahasiswa akan turun, apakah adik-adik siswa punya penanggung jawab?," kata Agung, dengan menggunakan alat pengeras suara.
Pihaknya tidak setuju jika para siswa melanggar peraturan sekolah dengan membolos dari jam pelajaran, sementara mereka tidak mendapatkan izin dari pihak sekolah.
"Kami menghargai aspirasi adik-adik, tetapi jika sesuatu terjadi di antara kalian, misalnya saja dengan polisi, maka sudah pasti akan melibatkan para orangtua," ungkap dia.
Baca juga: Mahasiswa Tolak Puluhan Siswa yang Ingin Bergabung Demo
4. Di Palopo, satu polisi luka di bagian mata
Bentrokan terus memanas di Lapangan Pancasila, petugas pun berhasil menghalau mahasiswa.
Saat ricuh, seorang polisi mengalami luka bagian mata akibat lemparan batu.
Korlap aksi Algazali mengatakan, unjuk rasa ini dilakukan untuk menolak Undang-undang KPK, Bubarkan BPJS Kesehatan, dan meminta Presiden RI mengevaluasi Kapolri serta Menkopolhukam.
“Kami meminta tolak Undang-undang KPK, tolak RKUHP dan bubarkan BPJS Kesehatan dan kami meminta untuk mencopot Menkopulhukam, mencopot Kapolri dan mencopot Kapolda Sulsel karena dianggap tidak mampu menuntaskan kasus HAM,” katanya saat dikonfirmasi di lokasi.
Baca juga: Demo Mahasiswa Ricuh, Satu Polisi Luka di Bagian Mata
5. Di Samarinda, tiga anggota DPRD dikurung massa
Mereka adalah Rusman Yakuq (PPP), Sarkowi (Golkar) dan Syafruddin (PKB) yang menyambangi massa yang tengah berorasi.
Karena tidak diberi kesempatan bicara, mereka kembali ke areal gedung dewan. Di saat yang bersamaan, massa membuat barisan barikade dan berdiri bersimpul menutup jalur untuk mereka.
"Jangan kasih jalan," teriak orator. Beberapa personel polisi dan satpam DPRD keluar dari barisan menjemput ketiganya dari kerumunan massa.
Baca juga: Demo Mahasiswa di Samarinda, 3 Anggota DPRD Kaltim Dikurung Massa
6. Di Bandung, demonstran robohkan pagar gedung dewan
Sekitar pukul 17.10 WIB, massa gabungan terlibat gesekan dengan aparat keamanan yang berada di gedung DPRD Jabar.
Kericuhan terjadi setelah para demonstran merobohkan pagar gedung DPRD Jabar. Insiden itu mirip dengan aksi unjuk rasa yang terjadi pekan lalu.
Usai pagar roboh, para demonstran langsung melemparkan batu ke aparat. Polisi pun membalas dengan menembakkan gas air mata.
"Adik-adik tolong jangan melempar, kami mohon," ujar petugas kepolisian melalui pengeras suara.
Namun imbauan itu tak dihiraukan massa.
Baca juga: Demo di Bandung Ricuh, Demonstran Robohkan Pagar Gedung DPRD Jabar
7. Hendak demo, 24 pelajar Samarinda diamankan
Mereka diamankan saat berkumpul di Islamic Center Masjid Baitul Muttaqien Jalan Slamet Riyadi.
Mereka kemudian dibawa ke kantor Polresta Samarinda sekitar pukul 10.10 Wita.
"Iya, kami bawa ke kantor dan menghubungi pihak sekolah dan orangtua untuk menjemput pulang," jelasnya saat dikonfirmasi.
Darwoko menjelaskan, pengamanan para pelajar berkaitan dengan surat edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy yang ditindaklanjuti oleh pemerintah daerah.
"Kami hanya amankan mereka (pelajar) biar nggak terlibat aksi," jelasnya.
Baca juga: Aparat Amankan 3 Mahasiswa dan 24 Pelajar yang Hendak Demo di Samarinda
SUMBER: KOMPAS.com (Dian Ade Permana, Kiki Andi Pati, Iwan Bahagia, Amran Amir, Zakarias Demon Daton, Dendi Ramdhani)
Berita teratas - Google Berita
October 01, 2019 at 05:45AM
https://ift.tt/2mpX05g
9 Fakta Demo Mahasiswa di Tanah Air, Ibu Hamil Tertembak hingga 3 Anggota DPRD Dikurung Massa - Kompas.com - KOMPAS.com
Berita teratas - Google Berita
https://ift.tt/2neeZMr
Bagikan Berita Ini
0 Response to "9 Fakta Demo Mahasiswa di Tanah Air, Ibu Hamil Tertembak hingga 3 Anggota DPRD Dikurung Massa - Kompas.com - KOMPAS.com"
Post a Comment