Search

Raja Keraton Agung Sejagat Pernah Dirikan Jogja Dec, Janjikan 200 Dollar dan Pengikut Bayar Seragam Rp 3 Juta - Kompas.com - KOMPAS.com

KOMPAS.com - Pada tahun 2016, Totok Santoso Hadiningrat, Sang Raja Keraton Agung Sejagat ternyata pernah menjadi pemimpin sebuah organisasi bernama Jogjakarta Development Committe (Jogja dec).

Jogjakarta Development Economic Committe (DEC) adalah organisasi yang bergerak di bidang kemasyarakatan dan kemanusiaan.

Dilansir dari pemberitaan TribunJogja pada Jumat, 11 Maret 2016, Totok yang menjabat sebagai Dewan Wali Amanat Panitia Pembangunan Dunia Wilayah Nusantara Jogja DEC pernah menjanjikan dana 100-200 dolar Amerika tiap bulan untuk setiap anggotanya yang telah memiliki NIK.

Baca juga: Sampaikan Sejarah yang Keliru, Kelompok Keraton Agung Sejagat Purworejo Diduga Penipu

Uang akan disalurkan melalui koperasi yang ditargetkan dibangun di seluruh desa di Yogyakarta.

"Kami akan berikan uang pada anggota yang sudah terdaftar sebesar 100-200 dollar per bulan dalam bentuk dana kemanusiaan melalui koperasi yang akan kami bentuk. Namun semua program tadi akan kami mulai tahun 2017 nanti karena sekarang masih dalam proses perizinan," ujar Totok di Ndalem Pujokusuman Keparakan Mergangsan, Yogyakarta, Jumat (11/3/2016).

Totok mengatakan dana tersebut berasal dari lembaga keuangan tunggal dunia yang bernama Esa Monetary Fund yang berpusat di Siwiss yang memiliki uang tidak terbatas,.

Pilihan jenis mata uang dolar digunakan untuk menghindari deflasi yang ia sebut bisa memicu perang dunia ketiga.

Kala itu Totok mengklaim telah memiliki lebih dari 10 ribu anggota. Ia menargetkan bisa merekrut 500 ribu anggota lagi agar bisa menjalankan program pada tahun 2017 nanti.

Baca juga: Pemkab Purworejo Akan Hentikan Aktivitas Keraton Agung Sejagat

Sri Utami (40) salah satu mantan pengikut EDC yang dipimpin oleh Totok Santosa Hadiningrat, atau yang kerap dipanggil Sinuhun pemimpin Kerajaan Agung Sejagat (KAS), Selasa (14/1/2020).TRIBUNJATENG/Permata Putra Sejati Sri Utami (40) salah satu mantan pengikut EDC yang dipimpin oleh Totok Santosa Hadiningrat, atau yang kerap dipanggil Sinuhun pemimpin Kerajaan Agung Sejagat (KAS), Selasa (14/1/2020).Iuran Rp 15 ribu dan bayar seragam Rp 3 juta

Salah satu mantan pengikut Totok saat di Jogjakarta Development Committe (Jogja Dec) adalah Sri Utami (40).

Dilansir dari Tribunnews.com, Sri Utami mengaku bergabung dengan Jogja Dec sekitar tiga tahun lalu.

"Sekitar tiga tahun yang lalu, awal kegiatannya seperti membantu rakyat kecil. Waktu terbentuk sudah ada bidang-bidangnya seperti pendidikan, sanitasi dan lain-lainnya," ujar Utami, Selasa (14/1/2020).

Baca juga: Cerita Puji Punggawa Keraton Agung Sejagat, Bergabung Tahun 2015 dan Bertugas Menyambut Tamu

Kala itu, Utami mengaku sempat membayar iuran Rp 15.000 untuk Kartu Tanda Anggota (KTA). Selain itu, ia juga disuruh membayar seragam Rp 3 juta.

"Selain iuran KTA suruh bayar seragam juga senilai Rp 3 juta. Seragamnya itu dulu seperti army atau militer loreng-loreng," katanya.

Karena tidak ada kegiatan yang jelas dan hanya kumpul-kumpul saja, Utami kemudian memutuskan keluar dai EDC.

Ia juga mengatakan janji untuk mendatangkan Dolar Amerika Serikat ke Indonesia tidak juga terwujud. Padahal Totok berjanji uang tersebut digunakan untuk memberi kesejahteraan bagi bangsa Indonesia.

"Bilangnya bergerak di bidang kemanusiaan, tetapi nyatanya belum ada yang disalurkan. Karena keberadaanya EDC itu dulu masih merintis disini," kata Utami.

Baca juga: Mengenal Keraton Agung Sejagat di Purworejo, Ada Raja dan Ratu hingga Klaim Bukan Aliran Sesat

Batu di istana Keraton Agung Sejagat

Keramaian warga saat mengunjungi Kerajaan Keraton Agung Sejagat, pada Selasa (14/1/2020). Permata Putra Sejati/Tribun Jateng Keramaian warga saat mengunjungi Kerajaan Keraton Agung Sejagat, pada Selasa (14/1/2020).
Rumah Sri Utami hanya berjarak 2 rumah dari Istana Keraton Agung Sejagat.

Saat tidak ada kegiatan, menurut Utami, Istana tersebut kosong karena para punggawa kerajaan berasal dari luar daerah.

Warga sekitar jarang datang ke lokasi tersebut sejak adanya batu besar yang disebut Prasati I Bumi Mataram oleh pengikut keraton.

"Mengganggu sih sebenarnya, tetapi selama tidak mengganggu masyarakat tidak masalah, karena mereka itu kejawen," paparnya.

Yang menjadi permasalahan bagi warga adalah kegiatan atau kumpul malam-malam mereka yang terlihat mencurigakan dan terkesan mistis.

Baca juga: Setelah Viral, Keraton Agung Sejagat di Purworejo Jadi Tempat Wisata Dadakan

"Pokoknya sebulan itu dua atau tiga kali pertemuan dan sebetulnya kumpul-kumpul seperti itu sudah lama, cuma menang ramai itu setelah datangnya batu besar itu," jelasnya.

Hal yang sama juga diungkapkan Sumarni (56) tetangga sebelah istana.

Ia menjelaskan bahwa salah satu dari pengikut Keraton Agung Sejagat penah mengatakan mereka tidak perlu izin mendirikan perkumpulan.

"Ketika ditanya apakah sudah ada ijin, mereka menjawab tidak perlu ijin di Indonesia. Hal itu karena pengaruhnya yang sudah internasional," kata Sumarni.

Baca juga: Terjunkan Intelijen, Polisi Cari Tahu Motif hingga Sejarah Berdirinya Kelompok Keraton Agung Sejagat di Purworejo

 Calon pendopo Keraton Agung Sejagat di Purworejo masih dalam proses pembangunan. Calon pendopo Keraton Agung Sejagat di Purworejo masih dalam proses pembangunan. Pembangunan istana terus dilakukan

Rumah dan lahan yang digunakan untuk istana Keraton Agung Sejagat adalah miliki Cikmawan (53) warga asli RT 3 RW 1 Desa Pogung Jurutengah, Kecamatan Bayan.

Cikmawan adalah Adipati Djajadiningrat adalah bagian dari punggawa keraton atau sebagai koordinator ndalem Keraton Agung Sejagat.

Dilansir dari Tribunnews.com, pembangunan istana masih terus dikerjakan. Terlihat sebuah bangunan kerangka mirip tiang dari kayu yang berdiri kokoh, seperti bakal bangunan pendopo.

Baca juga: Tanggapan Ganjar soal Kelompok Keraton Agung Sejagat di Purworejo yang Hebohkan Warga

Selain itu ada sebuah kolam yang memiliki sumber air yang tidak terlalu jernih.

Di sudut lain, terlihat sebuah batu besar yang diletakkan di pendopo kecil sehingga tidak terkena hujan dan panas secara langsung.

Cikmawan, pemilik lahan yang juga menjadi punggawa keraton menyakini bahwa Totok yang disebuh sinuhun adalah seorang kaisar.

"Sinuhun itu adalah kaisar, setelah nantinya diangkat menjadi kaisar nantinya dia akan pindah di situ," kata Djajadiningrat.

SUMBER: TribunJogja.com, Tribunnews.com

Let's block ads! (Why?)



Berita teratas - Google Berita
January 15, 2020 at 05:45AM
https://ift.tt/2TsgJzl

Raja Keraton Agung Sejagat Pernah Dirikan Jogja Dec, Janjikan 200 Dollar dan Pengikut Bayar Seragam Rp 3 Juta - Kompas.com - KOMPAS.com
Berita teratas - Google Berita
https://ift.tt/2neeZMr

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Raja Keraton Agung Sejagat Pernah Dirikan Jogja Dec, Janjikan 200 Dollar dan Pengikut Bayar Seragam Rp 3 Juta - Kompas.com - KOMPAS.com"

Post a Comment

Powered by Blogger.