JAKARTA, KOMPAS.com - Banjir lagi-lagi merendam sejumlah wilayah Jakarta, Selasa (25/2/2020).
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta, banjir merendam 294 RW di Ibu Kota.
Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta bahkan sempat tergenang.
Berikut ini fakta-fakta banjir yang terjadi di Jakarta pada Selasa kemarin.
1. Rendam 294 RW
Data BPBD Jakarta per Selasa pukul 12.00 WIB, ada 294 RW yang terendam banjir.
Catatan BPBD, banjir terparah terjadi di Kelurahan Cawang, Jakarta Timur, dengan ketinggian 2 meter.
Baca juga: Anies: Pengungsi akibat Banjir Berkisar 15.000 Jiwa
Imbas banjir, sebanyak 973 kepala keluarga (KK) dengan total 3.565 jiwa mengungsi di 40 lokasi pengungsian.
Namun, pada Selasa sore, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, pengungsi akibat banjir bertambah menjadi 15.000 jiwa.
Menurut Anies, data tersebut tidak bersifat final karena terus bergerak sehingga bisa berkurang ataupun bertambah.
"Ada 74 lokasi pengungsian. Jumlah pengungsi tidak fix karena mereka datang dan pergi. Berkisar 12.000 hingga 15.000," kata Anies di Pintu Air Manggarai, Jakarta Pusat, Selasa sore.
2. Sekolah hingga tol kebanjiran
Anies berujar, 375 sekolah di Jakarta (4,7 persen dari total 7.955 sekolah) terdampak banjir hingga Selasa sore.
Rinciannya, 143 SD, 78 SMP, 53 SMA, 47 SMK, 6 SLB, 43 TK/PAUD/KB, dan 5 pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM).
Baca juga: Anies Sebut 375 Sekolah Masih Terendam Banjir
Sejumlah sekolah bahkan diliburkan, para peserta didik diminta untuk belajar di rumah.
Tak hanya sekolah, sebagian jalan tol juga tergenang akibat hujan yang mengguyur Jabodetabek.
Pantauan Kompas.com dari Jalan Caman, tampak Jalan Tol Jakarta-Cikampek yang mengarah ke Jakarta, tepatnya di Pondok Gede Timur, Jati Bening, pun ikut tergenang.
Banjir di kawasan itu tampak setinggi 90 sentimeter.
Hal itu mengakibatkan mobil hingga bus tidak bisa melintasi jalan tol itu. Tampak kendaraan bus, mobil, hingga truk terjebak banjir dan berhenti di tengah tol.
Penumpang bus yang terjebak itu pun tampak keluar dari bus.
3. Operasional bus transjakarta dan KRL terganggu
Banjir yang melanda Jakarta menyebabkan operasional transportasi umum terganggu.
Sejumlah rute bus transjakarta dialihkan dan diperpendek. Bahkan, ada pula yang tidak dioperasikan.
Baca juga: Ditanya soal Banjir Berkali-kali Terjadi di Jakarta, Ini Jawaban Anies
Selain bus transjakarta, perjalanan KRL Commuter Line juga terganggu akibat adanya genangan.
Genangan terjadi di Stasiun Sudirman sehingga KRL rute Bogor/Depok menuju Angke/Jatinegara berakhir di Stasiun Manggarai.
Kereta tidak bisa melalui rel di Stasiun Sudirman.
Selain itu, rute KRL dari Bekasi tujuan Jakarta Kota via Pasar Senen juga sempat terganggu.
4. AEON Mall diserang warga
Beredar sejumlah video di media sosial yang menunjukkan sekelompok massa mendatangi AEON Mall Jakarta Garden City (JGC) pada Selasa kemarin.
Kapolsek Cakung Kompol Pandji Santoso mengatakan, massa mendatangi AEON Mall untuk meminta penjelasan pihak pengembang terkait banjir yang menggenangi wilayah sekitar mal itu.
Mereka menuding pengembang AEON Mall sebagai penyebab banjir di permukiman warga.
"Menurut warga, konturnya ada yang tidak beres sehingga menyebabkan terjadinya banjir," ujar Pandji saat dihubungi.
Baca juga: Polisi Tetapkan 8 Tersangka Perusakan AEON Mall Jakarta Garden City
Di tengah aksi warga tersebut, situasi sempat memanas. Sebagian orang merusak toko dan pintu palang parkir, serta mencorat-coret konten pornografi pada AEON Mall JGC.
Polisi menangkap delapan pelaku dan menetapkan mereka sebagai tersangka. Mayoritas adalah anak di bawah umur.
Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah berujar, manajemen AEON Mall Jakarta Garden City belum menuntaskan kewajibannya dalam perjanjian yang dimuat dalam Surat Ijin Penunjukan Penggunaan Tanah (SIPPT).
Salah satu isi perjanjian tersebut adalah pihak manajemen JGC harus menuntaskan fasilitas prasarana dan sarana umum untuk memastikan kawasan di sekitarnya terbebas dari bencana banjir.
Di antaranya adalah menuntaskan pembuatan waduk hingga fasilitas pompa dan saluran drainase yang memadai.
"Salah satunya adalah menuntaskan waduk dengan fasilitasnya pompa dan saluran yang memadai serta menyediakan lahan waduk sejumlah 25 hektar dan lain-lain," kata Saefullah.
Mantan Wali Kota Jakarta Pusat itu menyebutkan, beberapa pengerjaan sudah mulai dilakukan, tetapi belum selesai dilakukan.
Hal inilah yang membuat warga marah karena air mengalir ke permukimannya.
5. Penyebab banjir
Menurut informasi BPBD, banjir disebabkan hujan lebat dan cuaca ekstrem.
Berdasarkan pengukuran Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Stasiun Kemayoran, curah hujan tertinggi di Jakarta mencapai 278 milimeter per hari.
Akibatnya, tinggi muka air di beberapa pintu air mengalami kenaikan dan sungai meluap.
Baca juga: 7 Kali Banjir, Warga Cipinang Melayu Minta Anies Segera Normalisasi Kali Sunter
Anies juga menyatakan, banjir yang menggenangi sejumlah wilayah di Jakarta disebabkan curah hujan tinggi. Sebab, hujan deras mengguyur Jakarta sejak Selasa dini hari.
"Jadi, air yang ada di sini (Pintu Air Manggarai) tidak banyak sampah, artinya itu air lokal. Dan karena air lokal tidak bergolak, jumlahnya memang cukup besar sampai Siaga I, bukan air kiriman," kata Anies.
Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menilai masalah drainase menjadi penyebab utama banjir di sejumlah wilayah Jakarta.
"Untuk kesimpulannya, memang drainasenya. Yang bikin kapasitas drainasenya yang lebih kecil dari volume air dan kapasitas hujannya," kata Basuki di Istana Kepresidenan, Jakarta, kemarin.
Basuki menegaskan, banjir yang berulang kali melanda Ibu Kota dalam beberapa waktu terakhir juga merupakan tanggung jawab pemerintah pusat.
Menurut dia, Kementerian PUPR terus berkoordinasi dengan Pemprov DKI Jakarta dalam menangani masalah banjir.
Kementerian PUPR juga sudah melakukan berbagai upaya dalam mencegah banjir, misalnya dengan turut menyediakan pompa di sejumlah titik, seperti di Ancol dan Kali Sentiong.
Kementerian PUPR juga sudah berupaya memperbaiki sistem drainase di wilayah yang menjadi kewenangan pemerintah pusat, seperti di Kemayoran.
6. Istana tergenang air
Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta turut tergenang air setelah hujan deras yang mengguyur Ibu Kota pada Selasa kemarin.
Kondisi sejumlah titik yang tergenang di Istana dibagikan oleh Sekretaris Kabinet Pramono Anung lewat beberapa foto dan video di grup WhatsApp wartawan.
"Istana Banjir," kata Pramono Anung lewat pesan singkat, Selasa (25/2/2020) pagi.
Baca juga: Pemprov DKI: Banjir Tidak Sampai Dalam Istana, Cuma Jalan di Depan Saja
Dalam foto yang dibagikan Pramono, terlihat adanya genangan di Masjid Baiturrahim yang terletak persis di samping Istana Merdeka.
Selain itu, air juga menggenang di dekat Wisma Negara. Dalam video, terlihat air setinggi mata kaki petugas kebersihan.
"Video dan foto dari petugas Istana," kata Pramono.
Video dan foto itu diambil pada Selasa subuh. Namun, pada Selasa pagi ini air sudah surut.
"Tidak ada lagi genangan, ini sekitar pukul 07.00 WIB," kata Deputi bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin sambil membagikan foto terbaru kondisi Istana.
Sementara itu, Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Juaini Yusuf menuturkan, kawasan yang tergenang air hanya Jalan Medan Merdeka Utara atau di depan Istana.
Air hujan, kata dia, tidak sampai masuk ke dalam Kompleks Istana Kepresidenan.
"Enggak sampai dalam (Istana). Cuma jalan di depan saja," kata Juaini.
7. Kata Anies soal banjir berkali-kali di Jakarta
Anies enggan berkomentar banyak saat disinggung soal banjir yang sudah berkali-kali terjadi di Jakarta sejak tahun baru 2020.
Anies mengatakan, konsentrasi pihaknya saat ini menangani korban banjir.
"Sekarang konsentrasi pada penanganan, cuaca seperti ini masih akan terjadi beberapa waktu ke depan," ucapnya.
Baca juga: Ditanya Solusi Banjir, Anies: Waspada Saja
Anies menyinggung ramalan BMKG pada Desember 2019 bahwa cuaca ekstrem akan terjadi hingga Maret 2020.
Anies enggan berkomentar lagi ketika ditanya mengenai antisipasi Pemprov DKI menghadapi cuaca ekstrem tersebut.
Anies juga enggan membeberkan solusi mencegah banjir terus terjadi di Ibu Kota.
Saat wartawan menanyakan solusi banjir, Anies hanya menjawab bahwa saat ini Pemprov DKI fokus pada evakuasi warga.
Padahal, berdasarkan perkiraan dari BMKG, Jakarta akan terus diguyur hujan hingga Maret.
Berkait prakiraan tersebut, Anies hanya meminta masyarakat waspada, tanpa membeberkan solusinya.
"Volumenya akan besar sekali. Jadi kami mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk waspada saja. Kemudian bila membutuhkan bantuan dan evakuasi respons ke kami, kontak kami ke 112," kata Anies.
Berita teratas - Google Berita
February 26, 2020 at 09:20AM
https://ift.tt/2TdW54s
Jakarta Banjir Lagi: 294 RW Terendam, AEON Mall JGC Diserang, hingga Istana Tergenang - Kompas.com - Megapolitan Kompas.com
Berita teratas - Google Berita
https://ift.tt/2neeZMr
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Jakarta Banjir Lagi: 294 RW Terendam, AEON Mall JGC Diserang, hingga Istana Tergenang - Kompas.com - Megapolitan Kompas.com"
Post a Comment