Tiga orang ojek pangkalan (opang) di Tanjung Duren, Jakarta Barat, buka suara soal tarif 'getok' yang membuat mereka ditangkap polisi. Salah satu pelaku mengaku memasang tarif 'selangit' lantaran pernah menjadi korban begal.
"Saya ini motifnya, karena malam itu risikonya gede itu saya udah pernah kehilangan (motor), begal dua kali kalau malam," kata tersangka Sugarno kepada detikcom di Polsek Tanjung Duren, Jakarta Barat, Sabtu (22/2/2020).
Korban sendiri saat itu baru tiba di Terminal Kalideres pada Minggu (27/10/2019) subuh. Sedangkan para penumpang tiba di lokasi tujuan, Jl Manggis 1, Tanjung Duren, pada pagi hari.
Dengan alasan itu, Suganda kemudian mematok harga dengan tarif selangit. Sugarno beralasan menarik penumpang pada malam hari berisiko tinggi sehingga dia memasang tarif yang tinggi.
"Jadi harga rada tinggi. Itu alasan saya," imbuh Sugarno.
"Nggak, istilahnya ambil risiko aja, Pak. Kalau ada risiko macam-macam gitu aja," sambungnya.
Sementara itu, tersangka Arief Lawa mengaku mengalami hal yang serupa dengan Sugarno. Di sisi lain, dia mengaku memasang tarif tinggi karena kebutuhan ekonomi.
Tonton juga video Opang dan Ojol Nyaris Bentrok di Sukabumi, Polisi Meredam:
Berita teratas - Google Berita
February 22, 2020 at 02:02PM
https://ift.tt/2vTSHUk
Opang Jakbar 'Getok' Tarif Rp 250 Ribu Ngaku Pernah Dibegal - detikNews
Berita teratas - Google Berita
https://ift.tt/2neeZMr
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Opang Jakbar 'Getok' Tarif Rp 250 Ribu Ngaku Pernah Dibegal - detikNews"
Post a Comment