JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah unggahan mengenai WhatsApp Group (WAG) beranggotakan demonstran pelajar STM di sekitar Gedung DPR/MPR sempat viral beberapa waktu lalu.
Nama WAG itu beragam, misalnya “G30S STM ALLBASE” dan “STM SEJABODETABEK".
Dalam percakapan itu, para anggota grup banyak mengeluhkan tentang kondisi pasca-aksi demonstrasi yang ternyata tidak diberi uang sebagaimana dijanjikan koordinator sebelumnya.
“Ayolah kita pulang aja, kagak ada duitnya juga ini mah udah gitu dibilang provokator juga pula,” tulis salah satu kontak di sebuah WAG.
Dikarenakan tidak memiliki uang, mereka pun banyak yang mengaku terlunta-lunta dan tidak dapat kembali ke rumah.
"Emak gue nelepon suruh pulang, mana ongkos kagak ada lagi ini," tulis salah satu akun.
Baca juga: Polisi Tegaskan Bantahan Membuat Grup WhatsApp Pelajar STM yang Viral
Kemudian, dengan menggunakan aplikasi seperti Truecaller, informasi bahwa nomor-nomor dalam grup tersebut milik oknum polisi juga viral.
Mabes Polri kemudian memberikan keterangan pers kepada wartawan, Rabu (2/10/2019) kemarin. Berikut rangkumannya:
1. Bantah ada oknum polisi
Kepala Subdit II Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Kombes Rickynaldo Chairul membantah keterlibatan anggota kepolisian dalam grup tersebut.
"Tidak ada Polri yang mengkreasi sesuai dengan isu yang beredar di media sosial, isu yang beredar di kalangan netizen bahwa polisi itu mengkreasi atau menjadi kreator grup-grup STM atau SMK," kata Rickynaldo saat konferensi pers di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu.
Kendati demikian, kata dia, penyidik juga akan mendalami nomor-nomor lain, baik pembuat hingga anggota grup tersebut satu per satu.
Baca juga: Ini Motif 7 Orang yang Diamankan Terkait Grup WA Pelajar STM Menurut Polisi
Menurut dia, hasil yang didapat dari aplikasi seperti Truecaller atau Getcontact belum tentu sesuai dengan pemiliknya.
"Kalau aplikasi Truecaller itu kan tergantung kita membuat nama daftar kontaknya apa, kalau yang bersangkutan masuk di dalam aplikasi Truecaller, daftar kontak yang kita punya itulah yang masuk dalam Truecaller, dan itu belum tentu nomor telepon yang dimiliki oleh orang yang sebenarnya," tutur dia.
2. Tetapkan satu tersangka
Polisi telah menetapkan seorang tersangka terkait kasus tersebut, yaitu RO. Adapun RO masih di bawah umur dan berstatus pelajar. Ia merupakan pembuat atau kreator grup "STM/K bersatu".
"Yang bersangkutan mengkreasi grup WA dengan tujuan untuk bergabung, menghimpun kekuatan melalui grup WA untuk bergabung dengan mahasiswa ke Gedung DPR, Senayan dalam rangka ikut demo menolak RUU KUHP," ujar Rickynaldo.
RO sebelumnya ditangkap di daerah Depok, pada Selasa (1/10/2019) dan dijerat Pasal 160 KUHP tentang penghasutan baik secara lisan maupun tulisan. Ancaman hukumannya, maksimal enam tahun penjara.
3. 7 orang yang diamankan
Selain RO, polisi mengamankan enam orang lainnya yang berinisial MPS, WR, DH, MAM, KS dan DI. Keenamnya masih berstatus saksi dan juga masih diperiksa intensif.
Rinciannya, MPS yang masih berusia 17 tahun diamankan di daerah Garut. Ia merupakan admin WAG "STM-SMK SENUSANTARA".
WR juga masih berusia 17 tahun. Ia menjadi admin WAG "SMK STM SEJABODETABEK" dan merupakan pelajar di daerah Bogor.
Kemudian, DH, pelajar di Bogor yang berusia 17 tahun. DH merupakan admin WAG "JABODETABEK DEEMOKRASI".
Baca juga: Polisi: 7 Orang yang Ditangkap Terkait Grup WA Pelajar STM Tak Ikut Demo
Berikutnya, polisi mengamankan MAM di Subang. MAM berusia 29 tahun dan berprofesi sebagai pedagang. Ia merupakan anggota WAG "STM Sejabodetabek".
Terakhir, di Batu, Malang, Jawa Timur, polisi mengamankan dua orang yaitu KS dan DI.
KS berusia 16 tahun dan berstatus pelajar, sedangkan DI berusia 32 tahun dengan profesi sebagai wiraswasta. Keduanya merupakan admin WAG "SMK STM seJabodetabek".
4. Motif
Berdasarkan keterangan Rickynaldo, ketujuh orang tersebut hanya ingin meramaikan aksi unjuk rasa di Gedung DPR/MPR.
"Sampai sekarang motif dan tujuannya sama, hanya untuk meramaikan saja, meramaikan di media sosial," kata Rickynaldo.
5. Tak ada yang ikut demo
Ketujuh orang tersebut tidak ada yang mengikuti aksi unjuk rasa karena tertahan saat hendak berangkat ke Gedung DPR/MPR.
Ia mencontohkan RO. Pelajar tersebut, kata Rickynaldo, tertahan di Stasiun Depok saat hendak berangkat ke Jakarta.
"Yang di Depok ini, yang kreator ini (RO), tertahan di Stasiun Depok, karena pada saat di stasiun itu dilakukan pemeriksaan secara ketat, kemudian ada juga yang tertahan di terminal bus, di Bogor," ujar dia.
6. Kesulitan polisi
Rickynaldo mengatakan bahwa penyidik turun ke lapangan untuk mencari orang dalam grup tersebut.
Namun, salah satu kendalanya adalah terdapat nomor yang hanya aktif di WhatsApp.
"Kita lakukan cek di lokasi, karena ini menggunakan nomor WA, agak sulit, karena ada yang hanya aktif di nomor WA saja, sementara nomor itu tidak aktif di provider," ucap Rickynaldo.
Baca juga: Polisi Amankan 7 Orang Terkait WAG STM yang Viral di Medsos
Penyidik pun masih melakukan pendalaman lebih lanjut di laboratorium forensik digital.
7. Masih didalami
Selain melakukan pemeriksaan terhadap seluruh pembuat dan anggota, penyidik mendalami dugaan tawaran uang untuk mengikuti aksi demo seperti dibicarakan dalam grup.
Penyidik, kata Rickynaldo, juga mendalami tangkapan layar atau screenshot mengenai dugaan oknum polisi dalam grup itu.
"Semua ini capture-an, capture-an itu belum tentu asli, bisa direkayasa dan tidak ada yang live, semua capture, capture di-posting, capture di-posting, jadi kami sedang lakukan pendalaman terhadap capture yang beredar di medsos," ucap dia.
Berita teratas - Google Berita
October 03, 2019 at 08:25AM
https://ift.tt/2prY7m4
Babak Baru Kasus Viralnya Grup WhatsApp Pelajar STM yang Bahas Bayaran Demo... - Kompas.com - Nasional Kompas.com
Berita teratas - Google Berita
https://ift.tt/2neeZMr
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Babak Baru Kasus Viralnya Grup WhatsApp Pelajar STM yang Bahas Bayaran Demo... - Kompas.com - Nasional Kompas.com"
Post a Comment