"Fase cincin pada GMC adalah wilayah yang dilalui oleh bayangan antumbra yaitu perpanjangan proyeksi umbra [bayangan utama] di mana Bulan tepat berada di depan Matahari tetapi piringannya tampak lebih kecil, tidak menutupi piringan Matahari," tulis Widya melalui artikel yang diunggah di laman resmi Planetarium Jakarta.
Sementara Gerhana Matahari Sebagian atau Parsial yang diamati di Jabodetabek adalah wilayah yang dilalui penumbra. Maka tampak piringan Bulan hanya menutupi sebagian piringan Matahari.
Lebih lanjut kata Widya, GMC tahun ini merupakan gerhana kategori siklus Saros 132 yaitu gerhana ke-46 dari total 71 kali gerhana. Gerhana ke-47 akan terjadi lagi tanggal 5 Januari 2038 dan gerhana ke-71 tanggal 25 September 2047.
Hari ini ada dua lokasi pengamatan Gerhana Matahari Sebagian di Jakarta yaitu di Planetarium Jakarta dan Gedung Pusat Peragaan IPTEK Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
Kegiatan pengamatan di PP IPTEK TMII tadi siang, pengelola menyediakan empat unit teleskop yang dilengkapi filter matahari yaitu teleskop tipe CPC 800, Coronado, Celestron Advance 6, dan Celestron Firstscope 114 EQ.
Sub Divisi Program Pendidikan Kemristek Sri Wahyu Cahyaningsih mengatakan puncak GMS di Jakarta mulai pukul 12.36 WIB sedangkan fase awal gerhana telah terjadi pukul 10.42 WIB.
"Khusus hari ini kita buka di atas gedung [Pusat Peragaan IPTEK TMII] untuk pengunjung. Kegiatan gratis tetapi pengunjung hanya perlu bayar Rp16,500 supaya bisa masuk gedung," kata Sri kepada awak media di Gedung PP IPTEK TMII, Jakarta, Kamis (26/12).
"Fase awal gerhana pukul 10.42 WIB kemudian nanti puncaknya kalau di Jakarta 12.36 WIB kemudian selesainya itu 14.23 WIB," sambungnya.
(din/DAL)Berita teratas - Google Berita
December 26, 2019 at 09:08PM
https://ift.tt/2SueB9H
Penyebab Gerhana Matahari Cincin Tak Mampir ke Jabodetabek - CNN Indonesia
Berita teratas - Google Berita
https://ift.tt/2neeZMr
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Penyebab Gerhana Matahari Cincin Tak Mampir ke Jabodetabek - CNN Indonesia"
Post a Comment